Senin, 20 Maret 2017

Naura Pengen Uang Rp.1000



Hari itu, aku pulang lebih awal. Rasanya badan ini ga nyaman, hidung tersumbat, kepala cumleng. Lengkap sudah gejala flu yang melandaku. Belum lama rebahan di kamar, tiba-tiba Naura, anakku yang masih TK nol besar dan paling menggemazkan di rumah ini, datang mendekat. "Ma.." sapanya , "iya,  ada apa sayang?" Jawabku sambil berharap dia tidak rewel dan minta yg aneh aneh.  "Kata Kakak,  kalo aku membantu mama atau mijitin mama, aku bisa dapat uang seribu. Benar ga, Ma..?!" Ucapnya dengan suara yg masih agak cedal tapi penuh harap. Belum  kujawab,  Naura melanjutkan lagi "Boleh ga? ,  aku mijitin Mama trus Mama kasih uang seribu? "  Aku heran,  tumben ni anak nawarin mijitin minta upah uang. Biasanya juga tiap malam habis sholat Isya' mijitin mama minta upahnya cium,  didoain dan minta cerita Nabi. Itupun sudah rebutan sama Kakak.  Akhirnya dengan penasaran ku coba mencari tahu buat apa uang seribu yang diminta adik. "Emang buat apa dik, uang seribu?" tanyaku. "Jadi kalo Owa (panggilan sayang untuk Naura) pijitin kaki Mama,  tangan Mama,  kepala Mama, bisa dapat uang seribu?" Tanyanya girang merasa ada respon seakan Mamanya sudah acc (hehehe pinjam istilah proposal mahasiswa). 

"Iya, Boleh. Tapi buat apa dulu dik, uang seribu?" Tanyaku kembali. "Tabungan ku kurang seribu Ma untuk beli bolpoint yang bisa nyala"   jawabnya sambil mulai mendekati kakiku. Rupanya kakak nya Naylatifa (kelas 2 SD) memperhatikan percakapan kami, dan mencoba menjelaskan dari ruang keluarga depan kamar Naura.. "Iya Ma,  adik beberapa hari yang lalu pengen bolpoint yang bisa menyala,  kata Ayah harganya Rp. 4000,  jadi adik suruh nabung dulu,  nah sekarang tabungan adik sudah dapat Rp 3000, Ma...jadi masih kurang Rp. 1000.. Kemudian aku bilang ke adik, seumpama adik mau melakukan perbuatan terpuji, contohnya membantu membersihkan rumah atau mijitin mama,  maka mama bisa kasih uang Rp. 1000. Iya kan Ma?" Penjelasan kakak panjang seolah ikut meyakinkan mama.  Meskipun aku juga belum paham bolpoint yang bisa menyala itu seperti apa. Apa seperti jam tangan kesayangannya yg bisa nyala kedip kedip?  Atau yang seperti apa? Okay lah Deal. Kebetulan juga lagi ga enak body,  malah ga usah nunggu malam dah dapat pijatan. Kaki kaki kecil anakku mulai berjalan jalan menginjak tumitku,  kunikmati setiap gerakan nya dan seperti biasa sambil dipijitin aku  mendoakan anak anakku semoga jadi anak Solikhah.. Pinter. Bahagia dengan hidupnya dan terkabul segala yg jadi cita cita nya. Aku yakin dan selalu meyakinkan pada anak anak kalo doa orang tua untuk anaknya akan dikabulkan Alloh SWT, sehingga Nayla dan Naura sering minta doa mama jika kesulitan belajar atau tiap mau ke sekolah, apalagi kalo Nayla mau ulangan atau ujian. Mereka sangat percaya dengan kekuatan doa.

Setelah dirasa cukup bagian kaki,  Naura pindah mijitin tanganku,  Hemm kembali kurasakan sentuhan sayang tangan kecil itu yang bergerak kesana kemari memijit mijit tanganku,  meski jelas ga sekeras Mbak Mini yg kadang tak minta datang mijitin, tapi sentuhan tangan kecil itu rasanya sampai ke hati.. "Udah ya Ma...?!!" serunya tiba-tiba sambil berlari mendengar suara Ayahnya mau keluar. "Dik mau kemana? . Ini uang seribunya.." panggil ku sambil meraih dompet di meja.  Tapi Naura sambil berlari mengejar Ayahnya malah bilang "enggak jadi Maa.. Udah punya uang nya.. Ini mau berangkat beli bolpoint nya.." jawab nya kegirangan menuju motor Ayahnya. Nayla pun yang lagi sibuk nulis nulis di buku bindernya akhirnya beranjak juga.. "ikut Yah.." serunya. Rupanya belum lama Ayahnya cerita kalo waktu itu Naura mendekati Ayahnya sambil bilang "Yah,  Owa dah mijitin Mama,  jadi minta uang seribu ya Yah... Ayo yah.. Beli Bolpoint nya sekarang..!!"  kata Naura yang merajuk pada Ayah nya dan karena hanya Ayahnya yang tahu bolpoint yang dimaksud. 

Sekitar 10 menit berlalu,  terdengar motor terhenti di depan rumah... Dan riuh suara anak anak pun terdengar...  "Mama.. Mama.. Mama.." teriak mereka dari luar rumah kegirangan..  Rupanya mereka sudah mendapatkan bolpoint yang diinginkan adik... "Sini dik.. seperti apa bolpoint nya" pintaku.’


Dengan wajah riang Naura mendekat sambil menulis sesuatu di tangan ku dengan bolpoint nya.. "iih geli dik" kataku. "ini tulisan rahasia Ma.. Ayo tebak.." sambil ketawa riang Naura ngajak main tebak tebakan.. kulihat memang ga ada tulisan apapun di telapak tanganku.. "kalo di sorot pakai lampu bolpoint baru bisa tahu Ma Tulisan nya.. Hehe.." katanya bangga merasa bisa membuat mama penasaran. "itu pake sinar ultra violet,  kalo disorot akan jelas tulisannya.. kayanya juga bisa mendeteksi uang kertas asli atau bukan" sambung Ayah.  "Ayo dik.. coba disorot telapak tangan mama.. Adik tadi nulis apa??"  tak sabar aku ingin lihat apa yang ditulis pertama kali oleh Naura di telapak tangan ku. Dengan berbinar seterang sinar bolpoint nya.. Mulai di eja huruf demi huruf yang dituliskan di telapak tangan ku dan nampak huruf huruf yang berwarna hijau mulai bersinar dengan tulisan "MAMA CANTIK.. LOVE MAMA" . ""Aduhh serasa mendapat surat cinta yang pertama. Membikin hatiku berlomba.. Seperti melodi yang indah...." Nyanyian hatiku. "Terima kasih ya Dik.." ucapku sambil ku cium pipinya yang kenyal itu. Memang dik Naura paling menggemazkan.. "I LOVE YOU TOO DIK NAURA YANG IMUT "

0 komentar:

Posting Komentar