Jumat, 22 Oktober 2010

SUMMARY UNIT BELAJAR 3 MEMPRIORITASKAN KEBUTUHAN DAN MENGEMBANGKAN STRATEGI INTERVENSI

1 Cara merencanakan kebutuhan dan urgensi

Menurut Fretmann, 2010 cara memprioritaskan kebutuhan adalah;

  • Mengkaji data yang diperoleh pada saat need assessment
  • Menentukan topik dan masalah kesehatan
  • Mengelompokkan data menjadi 3 area (data kematian atau kesakitan, faktor risiko perilaku dan faktor risiko (sosial, fisik, lingkungan)
  • Identifikasi masalah kesehatan

Cara memprioritaskan masalah dibagi 2 kategori :

· Kategori penting : jumlah masy yg terkena masalah kesehatan, tingkat kematian, dampak potensial pada masyarakat.

· Kategori feasibility : tingkat sulitnya masalah, ketersediaan sumber daya, tingkat efektivitas intervensi, penerimaan masyarakat thd program.

Identifikasi kebutuhan dan prioritas memerlukan penelitian dan penyelidikan, atau mungkin dengan menyeleksi sebagian masyarakat dilihat dari kasus yang menjadi problem. Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan dengan melakukan penyelidikan/penelitian secara berurutan terhadap keadaan masyarakat, bertanya langsung kepada masyarakat tentang topik terkait informasi dan nasehat yang mereka perlukan.

Urgensi merencanakan kebutuhan :

· Untuk membantu intervesi langsung dengan sewajarnya

· Untuk mengidentifikasi respon tentang kebutuhan spesifik dari grup minoritas, komunitas, atau populasi yang membutuhkan promosi kesehatan. Misalnya promosi kesehatan yang dilakukan pada komunitas mantan penderita kusta tentu berbeda dengan promosi yang dilakukan pada orang normal.

· Untuk menentukan risiko dari suatu komunitas, apa yang akan terjadi jika komunitas tersebut diberi promosi kesehatan dan apa yang akan terjadi jika kelompok tersebut tidak diberi promosi kesehatan.

· Alokasi sumber dana, prioritas dana dinas kesehatan diharapkan digunakan untuk proses pencegahan penyakit melalui promosi kesehatan bukan untuk biaya pengobatan.

2 Langkah-langkah strategi intervensi dan urgensinya :

Strategi intervensi menurut Morton, Greene, Gottlieb, 1995 adalah :

· Mengidentifikasi target intervensi

· Seleksi sasaran intervensi

· Mengidentifikasi mediator dari sasaran intervensi

· Seleksi pendekatan intervensi

Sedangkan menurut Fretmann, 2010 strategi intervensi:

· Promosi kesehatan dan strategi pengembangan yg positif

· Strategi pencegahan secara umum

· Seleksi strategi pencegahan

· Strategi yang menunjukkan pencegahan

· Pelaksanaan intervensi

Urgensi dari strategi intervensi :

· Memberikan gambaran sasaran yang diharapkan menerima program

· Gambaran mengenai tingkat program

· Agar dalam menetapkan itu apakah patut digunakan

· Merencanakan perbaikan berdasarkan masalah yang ditemukan dalam proses diagnose dalam pemberian umpan balik.

3 Target intervensi dan urgensi

Promosi kesehatan tidak hanya fokus pada masalah kesehatan, tetapi juga memperhatikan individu yang memberikan pengaruh atau kondisi lingkungan yang berhubungan dengan target kesehatan dan perilaku

Misalnya: Pada program di mana target populasi adalah remaja dengan masalah kesehatannya dengan alkohol penyebab mabuk mengemudi, pada level individu sasaran intervensi adalah mengurangi prevalensi menggunakan alkohol dan frekuensi mengendarai setelah minum. Pada level interpersonal target intervensi pada teman2 atau orang tua dan sasaran adalah perlindungan dari teman2 dan monitor orang tua. Sasaran intervensi pada tingkat organisasi adalah memasukkan masalah alkohol ke kurikulum.

Kegunaan Target intervensi karena banyak faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan adalah di luar kendali dari target populasi.

Sementara perilaku kesehatan dari target populasi biasanya sangat penting untuk menentukan fokus program promosi kesehatan. (Morton, Greene, Gottlieb 1995).

Dalam menentukan Target intervensi juga dapat menggunakan 5 Level menurut green yang sudah dibahas pada LO sebelumnya

Urgensi target intervensi: Untuk pengembangn program, pemilihan media dan metode harus sesuai dengan sasaran.

4 Intervensi apa yang diterapkan dalam kasus dr. bastian dalam modul Blok II

Level (Frettman, 2010) hal 130.

· Health promotion individu Fokus pada tingkat pengetahuan/persepsi misalnya membuat kampanye

· Policy and prakties in organization / sebatas skop yang lebi kecil organisasi atau masyarakat. (aturan rumah / kantor) : misalnya didalam rapat larangan merokok

· Environment action and social change (Memproduksi perubahan organisasi didistribusikan pada kesehatan) : dari komunitas satu menularkan ke komunitas lain, misalnya RW 1 ke RW 2 dsb

· Advokasi

5 Risk factor dan contributing factor dan cara mengidentifikasikan

Faktor resiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistik berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat). (Simbong SW dalam epidemiologi penyakit tidak menular, yang di tulis kembali oleh MN Bustam, 2000)

Kegunaan Identifikasi factor resiko (Prof. Nur Nasry, MPH, 1997)

· Prediksi : Meramalkan kejadian penyakit

· Penyebab : kejelasan beratnya Faktor resiko

· Diagnosis : Membantu proses diagnosis

· Prevensi : Pencegahan penyakit

Identifikasi Pembuktian hubungan kausal untuk menentukan factor resiko menurut AB.Hill, 1967, berdasarkan :

a. Kekuatan hubungan : Adanya resiko relative yang tinggo

b. Temporal : kausa mendahului akibat

c. Respon terhadap dosis : Makin besar paparan makin tinggi kejadian penyakit

d. Reversibilitas : penurunan paparan akan diikuti penurunan kejadian

penyakit

e. Konsistensi : Kejadian yang sama akan berulang pada waktu,

tempat dan penelitian yang lain.

f. Kelayakan biologis : Sesuai dengan konsep biologis

g. Specifitas : Satu penyebab menyebabkan satu akibat

h. Analogi : Ada kesamaan untuk akibat dan ada akibat yang

serupa.

Contributing faktor : adalah faktor yang tidak berkontribusi secara langsung thd masalah kesehatan dan berkontribusi terhadap faktor risiko

Misalnya factor resikonya tidak menggunakan kontrasepsi, maka ada 3 faktor yang berkontribusi : predisposising (misal : pengetahuan tentang kontrasepsi), enabling (tingginya harga kontrasepsi), reinforcing (dukungan finansial ke single mother). Sumber: Hawe, degeling, Hall dalam Evaluating health Promotion

Contoh lain : Penyakit kardiovaskuler, Faktor utama (Hipertensi, obesitas, merokok, jenis kelamin) dan factor kontribusi (Stress, emosional, alcohol, pil KB), Faktor Predisposisi (Penget, kepercayaan) enabling (Fasilitas / sarana prasarana yang mendukung tjdnya perilaku seseorang atau masyarakat).

Identifikasi Contributing Faktor : Kemasalahnya tapi tidak ke penyebab.

6 Cara perencanaan program intervensi :

Langkah-langkah perencanaan program :

a. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan

1). Diagnosis masalah

2). Menetapkan prioritas masalah

b. Mengembangkan komponen promosi kesehatan

1). Menentukan tujuan promosi kesehatan

2). Menentukan sasaran promosi kesehatan

3). Menentukan isi promosi kesehatan

4). Menentukan metode yang akan digunakan

5). Menentukan media yang akan digunakan

6). Menyusun rencana evaluasi

7). Menyusun jadwal pelaksanaan

Menurut Morton, Greene, Gottlieb 1995. cara perencanaan program sebagai berikut:

a. Membuat unit-unit program : Target populasi, Target intervensi (tingkat intervensi) dan Sasaran intervensi

b. Membuat panduan program : Tujuan dan sasaran, Isi, dan Materi

c. Mengembangkan rencana program: Sasaran pendidikan, Material, Informasi, dan sumber daya.

d. Membuat materi : Menseleksi sumber daya yang ada dan Mengembangkan materi.

Tujuan merencanakan program: untuk membuat program sesuai dengan masalah kesehatan dan mengidentifikasi kelompok sasaran termasuk sumber daya yang ada agar perubahan sesuai dengan yang diinginakan (Hawe, degeling, Hall dalam Evaluating health Promotion).

Menurut Dignan & carr, 1992 hal 96

· Statement of goals

· Objectives

· Methods and activities

· Resources and constraints

· Evaluation plan

· Implementation of plan

7 Teori2 strategi promkes

a. Precede-Procede

Green, 1991. Model pendekatan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan dengan kerangka PRECEDE-PROCEED.

Langkah-langkah PRECEDE-PROCEED:

1). Diagnosis Masalah

2). Diagnosis Epidemiologi

3). Diagnosis perilaku dan lingkungan

4). Diagnosis pendidikan dan organisasional

5). Diagnosis administrasi dan pendidikan

6). Implementasi

7). Proses evaluasi

8). Impact Evaluasi

PRECEDE : Digunakan pada fase diagnosis masalah, menetapkan prioritas masalah dan diagnosis program.

Predisposing (Mempengaruhi):

Faktor Predisposing (P), adalah kekuatan-kekuatan yang berfungsi untuk memotivasi kelompok atau individu untuk melakukan tindakan. Pengetahuan, kepercayaan, sikap, nilai, budaya dan adat, keturunan genetik, niat, dan keahlian yang ada semuanya berfungsi sebagai faktor-faktor predisposisi, kunci untuk memahami faktor predisposisi adalah sejauh mana tingkah laku dapat diramalkan.

Reinforsing (menguatkan) :

Reinforcing faktor menyediakan insentif untuk tingkah laku kesehatan atau outcome dipelihara. Reinforment bisa datang dari individu atau kelonmpok, dari seseorang atau institusi dalam lingkungan immediate, atau dari sosial. Kunci utama untuk memahami faktor reinforcing adalah sejahmana ketidakadannya akan berarti kehilangan dukungan untuk tindakan dari individu atau kelompok

and Enabling Cause (memungkinkan penyebab):

Faktor Enabling (E) meliputi baik keahlian persoanal maupun sumber daya yang tersedia yang dibutuhkan unutk melakukan tingkah laku. Faktor enabel adalah hal-hal yang diatributkan dari kelompok, individual dan system delivery perawatan kesehatan yang membuatnya mungkin suatu tindakan dapat terjadi. Kunci untuk memahami faktor enable dalam hubungannya dengan tingkah laku kesehatan adalah sejauh mana ketidakadannya akan mencegah suatu tindakan akan terjadi.

In Educational Diagnosis and Evaluation (dalam diagnosa dan evaluasi yang bersifat mendidik):

PROCEED : Digunakan untuk menetapkan untuk menetapkan sasaran dan criteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi. Meliputi : Policy, Regulatory, Organizational Construct, In Educational dan And Enviromental Development

b. Social Marketing (Pemasaran social)

Diartikan sbg perancangan, penerapan, dan pengendalian program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau praktik tertentu pada suatu kelompok sasaran.

Ada 14 langkah mengembangkan social marketing:

1) Riset Formatif

2) Penyusunan strategi

3) Menguji coba strategi

4) Menulis arahan kreatif dan media

5) Menentukan konsultasi kreatif dan konsultasi media

6) Menyusun peran dan bahan serta rencana media

7) Menguji bahan dan pesan

8) Memperbaiki bahan

9) Menyempurnakan program

10) Memproduksi bahan

11) Mengumpulkan data dasar dan evaluasi

12) Orientasi dan pelatihan

13) Melaksanakan kegiatan

Memantau dan memperbaiki

14)Faktor penentu dalam social marketing ;

1) Manajemen

2) Konsumen

3) Kelompok sasaran

4) Identitas

5) Manfaat

6) Biaya

7) Ketersediaan

8) Saluran komunikasi

9) Pemantauan dan perbaikan

10) Evaluasi

c Interaktif Domain model

Barbara kahan & Goodstave, 1991





Selasa, 19 Oktober 2010

SUMMARY UNIT BELAJAR 2

METODE, SUMBER DATA NEED ASSESSMENT SERTA PENENTUAN TINGKAT DAN SASARAN PROMOSI KESEHATAN
1. Cara Identifikasi jenis-jenis kebutuhan (Felt, normatif, komparative, exspress)

Menurut Brandshaw, 1972
  • Normative Needs / Kebutuhan, dengan cara mengidentifikasi standart orang-orang pembuat kebijakan,professional, apabila dibawah standart, maka dikatakan membutuhkan.
  • Feld needs (Kebutuhan yang dirasakan), dengan meminta pengguna jasa apa yang mereka butuhkan, tetapi disini kebutuhan yang dirasakan bisa mengembang mengacu pada harapan yang tinggi.
  • Expressed needs (Kebutuhan yang ditampilkan), diambil setara dengan permintaan sebagai kebutuhan yang tidak terpenuhi, disini para pembuat kebijakan harus memperhatikan dan sadar akan kebutuhan masyarakat. Biasanya menganggap tidakada “Demand” berarti “No needs”
  • Comparative needs (Melakukan perbandingan), diukur dengan referensi ke user yang sudah menerima pelayanan, misalnya kabupaten A sudah ada pengobatan gratis, sedangkan B belum ada.
Menurut Fertman & Allensworth,( 2010) ada 4 langkah dalam Need Assessement yaitu : a. Menentukan cakupan need assessment, b. Mengumpulkan data, c.Menganalisa data dan d. Melaporkan hasil temuan.

2. Tingkat dan sasaran promosi kesehatan
Dignan& carr, 1992 :
  • Intrapersonal Level : Proses Pengembangan, Pengetahuan, Sikap, Ketrampilan, Perilaku, Konsep diri dan Harga diri.
  • Interpersonal Level : Jaringan sosial, Dukungan sosial, Keluarga, Kelompok kerja, Rekan dan Tetangga
  • Organizational Level : Norma, Insentif, Budaya organisasi, Sistem terbuka versus sistem tertutup, Humanistik versus mekanistik, Gaya manajemen, Struktur organisasi dan Jaringan komunikasi
  • Community Level : K ondisi ekonomi daerah, Sumber daya masyarakat Lingkungan organisasi, Kompetensi masyarakat, Pelayanan kesehatan dan budaya, Hubungan organisasi, Praktek rakyat, Struktur pemerintah, Kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal
  • Public Policy Level : Undang-undang, Kebijakan, Pajak dan Peraturan Lembaga

3. Landasan/pertimbangan dalam menentukan tingkat dan sasaran promosi kesehatan
Menurut Didnan & Carr, 1992 : a. Keahlian, b. Kapasitas organisasi, c. Waktu, d. Modal dasar, e. Kewenangan, f. Biaya, g. Potensi untuk berubah, h. Investasi di intervensi (Fisibilitas program untuk diintervensi) dan i. Pentingnya Keputusan dari target assessment harus dibuat bersama oleh para perencana program dan peserta program.

4. Pertimbangan dalam memilih metode pengumpulan data
  • Permasalahan penelitian : Jika masalahnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kegunaan intevensi, atau memprediksi hasil terbaik, maka pendekatan kuantitatif adalah yang terbaik. Di sisi lain jika perlu memahami lebih dalam suatu konsep dari penelitian disebabkan masih sedikit penelitian (indikator2 belum banyak yg ditemukan) , maka menggunakan pendekatan kualitatif.
  • Pengalaman peneliti : Individu yang terlatih dalam bidang teknis, penulisan ilmiah, statistik dan program komputer dan akrab dengan jurnal kuantitatif di perpustakaan kemungkinan besar akan memilih desain kuantitatif. Pendekatan kualitatif mencakup pengalaman dalam melakukan wawancara terbuka dan observasi.
  • Pengguna hasil penelitian : Peneliti harus menggunakan pendekatan yang biasa digunakan oleh pengguna (editor jurnal, dosen pembimbing)bagaimana pengalaman mereka apakah dengan kuantitatif atau kualitatif.

Metode pengumpulan data
Metode Pengumpulan data
1. Kuantitatif
Survey ( Instrumen :Kuesioner dan Ceklis)
Observasi
2. Kualitatif (menggali lebihdalam)
Observasi perilaku
FGD
Indepth interview


FGD

Indepth Interview

Informan

Kelompok

Personal

Topik

Masalah tidak peka

Masalah sensitif/komplek

Fungsi

Peneliti dapat mengamati secara langsung inside, bias pendapat

Fungsi : primer, sekunder, kriteria umum


Pertimbangan metode, dalam modul penelitian Kualitatif, Prof. Adi Utarini, 2010
1 Indept interview, jika
  • Bila topik yang diteliti adalah topic yang komplek, tidak sederhana dan perlu informasi yang sebanyak-banyaknya.
  • Bila topik yang diteliti sensitive
  • Bila responden terpisah jaun secara geografis
  • Bila ada tekanan kelompok
  • Bila pewawanacara ingin menanyakan sesuatu yang lebih mendalam lagi.
  • Bila kegiatan bersifat penemuan
  • Bila pewawancara tertarik untuk mengungkapkan motivasi, maksud dan penjelasan dari responden
  • Bila peneliti mau mencoba mengungkapkan pengertian suatu peristiwa, situasi atau keadaan tertentu.
2 FGD, Jika :
  • Interaksi kelompok dapat memancing tanggapan yang lebih dalam dan pemikiran baru yang bermanfaat
  • Tekanan kelompok dapat menantang pemikiran responden dan memperjelas pendapat yang bertentangan
  • Masalah tidak begitu peka, sehingga tidak membuat responden memberikan tanggapan semaunya
  • Jumlah responden yang disyaratkan bisa dikumpulkan di sutu lokasi
  • Hasil yang cepat sangat penting dan dana terbatas.

Selasa, 12 Oktober 2010

SUMMARY BLOK 2, UNIT BELAJAR 1 : KEBUTUHAN AKAN NEED ASSESSMENT

  1. Definisi Need Assessment

    Need assessment adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapat gambaran masalah kesehatan yang komprehensif di masyarakat dengan melihat karakteristik dan kebutuhan masyarakat sebagai petunjuk singkat untuk merencanakan intervensi kesehatan (Degelling n Hall dalam Evaluating Health Promotion). Menurut Ervin, 2000 : Need assessment adalah sebuah proses identifikasi dan mencari solusi dari permasalahan masyarakat / institusi tanpa memperhatikan apakah program itu sudah dilakukan atau belum. Hawe, 1990 mendefinisikan Need assesment adalah sebuah alat untuk menggali permasalahan kesehatan, merencanakan bentuk intervensi, kemudian dibutuhkan sumber data, peran kita dalam Need assessment tergantung posisi di organisasi. Sedangkan Price, el al, 2010
    Need assessment adalah metode pendekatan formal pengumpulan data untuk mengidentifikasi kebutuhan dari kelompok atau individu.

    Kesimpulan bahwa Need assessment merupakan Identifikasi masalah dimasyarakat dengan metode mencari data untuk mendapatkan solusi sesuai dengan kebutuhan maasyarakat.

  2. Urgensi Need assessment

    Urgensi Need Assessment menurut Jack Mc.Killip (1998), untuk membuat asumsi dan perencanaan yang spesifik terhadap kebutuhan organisasi, petunjuk pembuatan prioritas masalah, untuk menyiapkan proposal pencarian dana dan pengembangan program dan memenuhi janji politik. Dalam (www.hkt.staff.umy.ac.id) Need Assessment untuk mereviu masalah berdasarkan identifikasi masalah kesehatan sesuai kebutuhan di masyarakat dengan mengalokasikan sumber daya yang ada (man, material, machine, money) sehingga intervensi kesehatan yang diberikan efektif . Sedangkan Buku Peterson (NA & PH) Need Assessment untuk menvalidasi target populasi serta mengidentifikasi target populasi baru, intinya mengetahui kebutuhan rill masyarakat, target dan program sesuai. Kesimpulan : Urgensi NA adalah untuk mengetahui siapa yang menjadi target program kita, dari kita sebagai pembuat program dari sisi masyarakat.

  1. Model dari Need assesment
    1. Discrepanci : Perbedaan /kesenjangan. Ahli yang menentukan tujuan dan indicator, sehingga kalau tidak sesuai itu dimasyarakat ada masalah kesehatan.    
    2. Marketing Model : Arahnya ke trent, misalnya Trent tentang rokok, maka mengangkat tema dengan rokok, bukan arah masalah yang ada di masyarakat.
    3. Decision Making Model : Kadang hanya mementingkan sekelompok orang saja, misalnya tokoh masyarakat sering bias dengan yang ada dimasyarakat. Budaya menyenangkan pemimpin jawabannya yang baik atau malah ekstrim yang cenderung menjelekkan bila terkait dengan dana
    4. Participatory action model

          Cukup ideal berupa botton up in focus .Mengidentifikasi needs masyarakat yang sebelumnya sudah ada frame yang dibangun berdasarkan kondisi lapangan, kemudian dianalisis dan selanjutnya dibawa ke lapangan lagi untuk dilakukan negosiasi. Keuntungan : Lebih terjaga susteniabilitas, karena masyarakat merasa merasakan kebutuhan

  2. Strategi Need assessment

    Strategi menurut Rauda,2010 meliputi : a. Persiapan untuk Need Assesment, Action :Menyusun kebutuhan tim, b. Mendesain dan merencanakan Need Assessment, c.Mengumpulakn dan mengkompilasi untuk Need Assessment, d. Analisa Dan interpretasi informasi dan data dengan kelompok dan e. Melaporkan kesimpulan dari Need Assessment. Strategi Ervin , 2000 menggabungkan metode dan sumber datanya, meliputi : a. Rates under treatment / rate of utilition : angka-angka misalnya jumlah TBC 1 juta, yang diobati baru 500 rb, b.Sosial ekonomi and health indicator, c.Test scrore, d. Dokument, e. Survey questionnaires, f. Key informant interview, g.Group interviewing techniques, h. Coomunity forum or hearing and brief dan i. Observasi and obsevasi partisipasi. Sedangkan strategi menurut Hawe, 1990 : a. Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan terdiri dari konsultasi, pengumpulan data,presentasi temuan, menentukan prioritas masalah dan b. Menganalisa masalah kesehatan yang terdiri dari review literature, mendeskripsikan target grup, mencari masalah kesehatan, analisa faktor kontributing dengan masalah kesehatan

  3. Sasaran Need Assessment

    (Dignan & carr 1992 see table 4.1 Pp 77 – 80) : Populasi struktural (yaitu Pekerja : tingkat kompetensi, umur, gender, ras), Populasi fungsional (Relasi sosial : keluarga, sekolah, kelompok panti, dll), Tingkat status kesehatan (Angka kesakitan/ kematian, kesehatan kerja, klaim asuransi, perubahan iklim), Sistem layanan kesehatan (Dokter, asuransi kesehatan, akses pelayanan kesehatan lain), Program promosi kesehatan kerja (Program aktif, akhir program, evaluasi, insentif program), Lingkungan (Lokasi, cuaca, kawasan industri dll), Struktur social politik (Pemerintahan daerah, sistem pendidikan, fasilitas umum, rekreasi, kelompok keagamaan, hubungan antar etnis), Angka kematian (Penyakit infeksi, penyakit degenratif, kecelakaan kerja, dll) dan Faktor resiko ( Risiko perilaku, risiko non perilaku ).Strategi menurut Hawe,1990, Evaluating Health Promotion dibagi 2 kelompok: 1. IDENTIFIKASI PRIORITAS MASALAH KESEHATAN (Meliputi Konsultasi, Mencari data, Memaparkan hasil mencari data/temuan dan Menentukan prioritas). 2. MENGANALISA MASALAH (Meliputi : Mencari literature, Membagi target sasaran, Mengeksplorasi masalah kesehatan, Menganalisa faktor-faktor yang berkontribusi ke masalah kesehatan dan Memanfaatkan sumber daya)

  4. Type kebutuhan (Needs) : a. Normative needs (Perlu pendapat ahli untuk melihat kebutuhan masyarakat).b. Expressed needs ( Mengacu pada kebutuhan masyarakat dengan melakukan survey pelayanan kesehatan yang dibutuhkan mereka), c. Comparative needs ( Berasal dari kebutuhan akan pelayanaan kesehatan di satu populasi dan digunakan sbg dasar untuk menentukan pelayanan kesehatan yang diperlukan di area lain dengan populasi yang hampir sama) dan d. Felt needs (Kebutuhan yang dirasakan masyarakat).
  5. Sumber data dan Metode pengumpulan data

    Sumber Data : Data primer : data asli yang di kumpulkan dan menganalisisnya. dan Data sekunder : informasi yang dikumpulkan oleh orang lain, tetapi yang Anda dapat menganalisis atau re-analisa.

    Metoda Pengumpulan Data : Metode kualitatif ( FGD, Indept Interview, Observasi yang dilihat dari perilaku) dan Metode kuantitatif (Kuesioner, Ceklis, Observasi yang dibuat ceklis)